RSS

Arsip Bulanan: Mei 2012

Akhirnya Menikah Juga ^_^

Gambar

Minggu 5 Desember 2011 awal pertemuan kami, tidak ada sedikitpun rasa terbersit waktu itu hanya terlintas dipikiran tidak ada salahnya untuk mencoba, dan mungkin itu juga yang dia rasakan waktu itu. setelah pertemuan pertama itu tidak ada satupun yang berani untuk memulai kontak terlebih dahulu. Saya diam dan diapun tidak jauh berbeda sampai akhirnya saya memberanikan diri untuk memulai dengan harapan dia memang layak untuk dijadikan pasangan hidup.

lalu dimulailah SMS-an dengan dia, itupun hanya sehari sekali kalo ga pagi ya malem dan beberapa hari setelah itu dengan pertimbangan dia pun memberikan respon maka dimulailah aktivitas menelepon itupun cuma seminggu sekali dan dengan durasi waktu yang cukup singkat karena satu sama lain bingung topik apa yang harus dibicarakan.

Hanya beberapa hari setelah itu saya berani memberikan opsi ke dia untuk menentukan pilihan dengan batas waktu hanya satu bulan yang berarti di minggu ke-3 bulan Januari tahun 2012 kita harus sudah mempunyai keputusan masing-masing dan selama satu bulan itu dia bebas bertanya apa saja tentang saya dan begitu juga dengan saya bebas bertanya apa saja tentang dia.

Belum ada perasaan apapun terlibat pada waktu itu, karena dari awal saya niatkan bahwa saya hanya akan mencintai orang yang saya nikahi, dan sebelum itu yang ada di benak saya hanya hitung-hitungan praktis, baik atau buruk jika hal ini berlanjut.

belum genap seminggu sejak batas waktu dimulai ada berita yang cukup mengejutkan yaitu saya dipindahtugaskan ke daerah lain yaitu di Bandung dan pada waktu itu posisi saya masih di Bekasi dan yang lebih mengagetkan lagi ternyata dia baru saja mendaftar kerja di salah satu bank dan meminta penempatan di Bekasi dengan tujuan awal agar dapat berinteraksi lebih intens sehingga bisa saling mengenal lebih baik lagi yang ga bisa didapat dari hanya sekedar menelpon.

Sempat merasa bingung tapi pada akhirnya saya percaya bahwa semua ini sudah ada yang mengatur dan pastinya merupakan hal yang terbaik menurut versi Allah Ajja wa Jalla yang disiapkan untuk saya dan saya harus menjalaninya dengan penuh syukur.

Sampai akhirnya tiba waktu bagi saya dan dia untuk mengambil keputusan dan sampai saat itu dia masih merasa belum mengenal saya dan hal itu sangat wajar karena jangankan bertemu, komunikasi lewat telepon saja jarang dan sms yang hanya sedikitpun isinya terlalu singkat untuk bisa membuat kita mengenali karakter masing-masing. Namun saya sendiri tidak mau menunda untuk mengambil keputusan karena besoknya merupakan hari penentuan dia mulai bekerja atau mengundurkan diri karena jika dia memilih untuk bekerja dulu, paling sebentar harus menunggu satu tahun untuk menikah dan saya waktu itu tidak mau menunggu selama itu.

Dengan pertimbangan itu saya pun memaksa keluarga besar untuk memberanikan diri mengantar saya menuju rumah dia dalam rangka melamar,  waktu itu mereka kaget semua walaupun yang mengenalkan memang ayah saya tapi dia sendiri tidak pernah terpikir kalau saya meminta proses secepat itu, bahkan beliau mengira saya hanya main-main, dan ibu saya pun tidak kalah kaget dalam waktu sebulan setengah sejak pertama kali bertemu sudah mau melamar beliau takut saya terlalu terburu-buru dan salah melangkah dan kaka beserta kaka ipar juga hampir senada, tapi tidak butuh waktu terlalu lama untuk meyakinkan mereka hanya butuh beberapa menit dan akhirnya kami bersama-sama mendatangi rumahnya.

Sampai di rumahnya tanpa banyak basa-basi Ayah saya langsung mengutarakan maksud kami, dan seperti yang sudah dibayangkan sebelumnya pihak perempuan pasti menanyakan perihal status pekerjaan dia jika lamaran itu diterima apakah boleh melanjutkan bekerja atau harus mengundurkan diri, walaupun pertanyaan itu sudah bisa ditebak tetap saja jawabannya masih membuat saya harus memutar otak jawaban terbaik apa yang harus dilontarkan.

Setelah berfikir beberapa saat akhirnya dengan berat hati namun penuh keyakinan saya mengatakan “Kalau dinda bersedia menerima saya kita segerakan untuk menikah dan kalau lebih memilih bekerja terlebih dahulu saya tidak akan melarang, tapi saya juga mempersilahkan sepenuhnya jika di tempat kerja kamu menemukan calon suami yang lebih baik dan saya pun tidak akan sengaja menunggu.” sempat terlihat kebingungan di wajahnya namun ternyata jawaban dia yang tidak saya duga bahwa dia menerima lamaran saya dan memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan yang baru saja akan dimasukinya.

Sayapun mengucap rasa syukur didalam hati dan tanggal pernikahanpun ditetapkan tidak lama setelah itu yaitu dua minggu yang lalu tepatnya tanggal 6 Mei 2012. setelah menetapkan tanggal pernikahan saya masih merasa santai-santai saja sampai ibu mengingatkan bahwa banyak yang harus dipersiapkan terutama masalah finansial dari situlah wajah saya berubah bingung lagi :D. Tapi niat sudah terlanjur diucapkan dan sayapun bertekad hanya ingin pernikahan yang sederhana yang penting rukun dan syarat sahnya dipenuhi dan beruntunglah ternyata keluarga pihak perempuan tidak ada masalah dengan hal itu.

Setelah menetapkan tanggal pernikahan sikap saya terhadapnya tidak berubah tetap dingin dan jaga jarak sedangkan dia berharap saya menunjukkan sikap bahwa saya benar2 mau menikahi dia, tapi saya tetap pada niat awal bahwa sebelum akad nikah kita tetaplah bukan siapa-siapa dan tentu saja hal ini membuat keluarganya khawatir tentang kesungguhan saya ingin menikahi dia dan ternyata hal itu juga dirasakan oleh keluarga saya, dan ayahpun tidak jarang meyakinkan saya untuk tidak memainkan perasaan wanita, karena sikap saya dianggap terlalu cuek.

Hari demi hari pun berlalu dan tanggal pernikahan semakin dekat, keraguanpun semakin meliputi perasaan dia dan keluarganya untung saja Ibunya terus meyakinkan dia untuk terus melanjutkan proses ini, dan dengan niat untuk menyayangi orang tua diapun terus berusaha menampilkan keyakinannya walaupun bisa terlihat dengan jelas keraguan di benaknya tiap kali saya berkunjung ke rumahnya. frekuensi kunjungan yang sangat jarang dan juga hanya beberapa menit (paling lama satu setengah jam) membuat dia merasa diabaikan, membuat dia merasa bahwa saya ingin menikahi dia hanya formalitas saja, dan setelah itu tidak ada cinta didalamnya, dan pernah juga dia menanyakan rasa cinta saya padanya yang saya jawab dengan tidak dan hal itu memperparah sakitnya perasaan dia.

Alih-alih memberikan ketenangan batin dan berusaha meyakinkan dia saya malah terus memberikan pernyataan yang terkesan menggurui dan bukan tanpa alasan, saya sengaja melakukan itu agar dia siap dengan kemungkinan terburuk yang akan dihadapi setelah pernikahan, karena tidak sedikit orang yang pacaran cukup lama dengan penuh rayuan manis tapi setelah menikah dan mengetahui realita sesungguhnya pernikahnpun diambang kehancuran. tapi saya melakukan hal itu tanpa berpikir bahwa ada kemungkinan dia mengundurkan diri dan membatalkan pernikahan.

Walhasil dia semakin merasa bahwa pernikahan ini merupakan beban yang harus dijalani, namun dia benar-benar pasrah dengan semua yang akan terjadi dan itulah yang membuat saya semakin yakin bahwa dialah yang terbaik bagi saya, dan baru 3 hari sebelum tanggal pernikahan, saya menyatakan bahwa saya mencintai dia, dan baru setelah akad nikahlah saya mencurahkan perhatian kepadanya dan baru saat itulah dia bisa tersenyum bahagia dan sampai sekarang setelah dua minggu berlalu senyum manisnya selalu merekah meneguhkan hati sebelum berangkat kerja dan menyambut hangat ketika pulang kerja, dan sayapun bersyukur pada Allah Subhanahu wata’ala yang telah menganugerahkan yang terbaik untuk saya dan berharap keluarga kami selalu dalam lindungan-Nya dan menautkan hati kami dengan kecintaan kepada-Nya. Amin

Tidak lupa saya mengucapkan rasa terimakasih pada Ayah dan Ibu mertua yang telah mengenalkan kami dan juga pada Ibu, Kakak dan Kakak Ipar yang selalu mendukung saya dan juga pada adik-adik dan semua pihak yang sudah bersedia membantu sehingga acara resepsinya berjalan dengan lancar dan juga semua tamu yang hadir dan semua yang telah mendoa’akan kebaikan bagi kami, Thanks All ^_^

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 23 Mei 2012 inci My Diary